Biosfer

Salah satu obyek kajian dalam studi geografi adalah biosfer. Biosfer berkaitan dengan fenomena keruangan makhluk hidup yang mencakup flora dan fauna. Kajian biosfer fokus terhadap persebaran tumbuhan dan hewan serta faktor yang mempengaruhinya. Cabang dari geografi yang khusus mengkaji fenomena biosfer disebut biogeografi.

Dalam buku Pengetahuan Dasar Geografi (2015) karya Sri Mintarjo, biogeografi adalah ilmu yang mempelajari sebaran makhluk hidup secara spasial, baik yang terjadi pada masa kini atau masa lampau. Biogeografi sendiri terbagi atas dua cabang ilmu, sebagai berikut:

  1. Fitogeografi, yaitu ilmu geografi yang mempelajari tentang tumbuhan.
  2. Zoogeografi, yaitu ilmu geografi yang mempelajari tentang hewan.

Dalam buku McKnight’s Physical Geography (2014) karya Darrel Hess, disebutkan bahwa ada empat aspek besar yang dipelajari dalam biogeografi. Berikut penjelasannya:

Keanekaragaman Hayati

Aspek ini mengacu pada jumlah berbagai jenis organisme yang ada di suatu lokasi. Ada dua jenis keanekaragaman hayati, yaitu keanekaragaman hayati tinggi dan keanekaragaman hayati rendah. Keanekaragaman hayati tinggi artinya terdapat berbagai organisme yang berbeda dalam satu lokasi. Sementara keanekaragaman hayati rendah artinya hanya ada beberapa jenis organisme dalam satu lokasi.

Biota

Aspek ini mengacu pada total kehidupan tumbuhan dan hewan yang ada di permukaan bumi. Biota dibagi menjadi dua divisi, yaitu flora dan fauna. Untuk memudahkan kajian, biota diklasifikasian menjadi dua, yaitu biota laut dan biota darat.

Ekosistem

Ekosistem merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan semua jenis organisme yang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dalam suatu wilayah.

Bioma

Bioma merupakan istilah untuk menjelaskan pengelompokan kehidupan tumbuhan dan hewan dalam skala yang lebih luas (lebih luas dari ekosistem). Berbeda dengan ekosistem, bioma tidak memiliki hubungan dengan lingkungannya. Misalnya bioma gurun, hutan hujan tropis, tundra.